Semen Padang Vs Kalteng Putra: Suporter Tuan Rumah Diminta Tertib

Semen Padang FC mengajak suporter untuk menjaga
ketertiban saat menjamu Kalteng Putra dalam lanjutan Liga 1 Indonesia. Kedua
kesebelasan dijadwalkan bermain Kamis malam ini, 21 November 2019 di Stadion
Haji Agus Salim, Padang.
Ajakan tersebut dilakukan untuk menghindari sanksi dari
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI jika terjadi kegaduhan dalam pertandingan.
Koordinator suporter Semen Padang, Hendratmo, mengatakan di sidang terakhir
Jumat, 15 November 2019, Komdis kembali menjatuhkan sanksi kepada klub berupa
denda Rp 45 juta akibat pelemparan botol saat laga melawan Persija Jakarta,
Kamis, 7 November 2019.
Ia menyebutkan hingga saat ini tim berjuluk Kabau Sirah
telah dikenai sanksi dari Komisi Disiplin sebesar Rp 295 juta selama pertandingan
di gelar di Stadion Haji Agus Salim. Sanksi itu berupa Rp 45 juta karena
melempar botol ke lapangan.
Lalu denda Rp 150 juta akibat menyalakan flare di laga
melawan PSIS Semarang. Berikutnya, denda Rp 100 juta juga karena menyalakan
flare saat menjamu Persib Bandung, Rabu, 29 November 2019.
“Denda itu sangat merugikan tim. Kami berharap seluruh
suporter dan penonton dapat memahami aturan dari PSSI dan operator liga agar
tidak lagi menerima sanksi dan denda,” kata Hendratmo.
Ia mengatakan, sesuai regulasi tentang perilaku suporter dan
penonton tertuang dalam Kode Disiplin PSSI di dalam pasal 70 yang secara khusus
mengatur tanggung jawab terhadap tingkah laku buruk penonton. Ada tiga hal
penting yang harus ditaati pendukung tuan rumah saat datang ke stadion.
Pertama, tingkah laku buruk yang dilakukan oleh penonton
merupakan pelanggaran disiplin berupa kekerasan kepada orang atau objek
tertentu, penggunaan benda-benda yang mengandung api atau dapat mengakibatkan
kebakaran seperti kembang api, petasan, bom asap, suar atau flare dan lainnya.
Kemudian penggunaan alat laser, pelemparan misil,
menampilkan slogan yang bersifat menghina, berbau keagamaan/religius atau
terkait isu politis dalam bentuk apapun dan menggunakan kata-kata atau
bunyi-bunyian yang menghina atau melecehkan atau memasuki lapangan permainan
tanpa seizin perangkat pertandingan dan panitia pelaksana.
Kedua, klub tuan rumah atau badan yang menunjuk atau
mengawasi panitia pelaksana pertandingan tertentu bertanggung jawab atas
tingkah laku buruk penonton.
Ketiga, klub tamu bertanggung jawab atas tingkah laku buruk
oleh penonton yang merupakan kelompok pendukungnya. Dalam hal pertandingan
diadakan di tempat netral atau kedua klub tidak berposisi sebagai pelaksana
atau tuan rumah dari pertandingan tersebut, kedua klub memiliki tanggung jawab
yang sama.
Ia mengatakan dalam pasal 70 ayat 1 sudah cukup jelas
menggambarkan hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan suporter dalam
mendukung tim kebanggaan berlaga.
Mulai dari yel-yel yang tidak nyaman di telinga hingga
penggunaan kembang api dan aksi nekat suporter yang memasuki lapangan
pertandingan dengan jelas dilarang.
Sementara itu, pada pasal 70 ayat 2 dan 3 menuntut tanggung
jawab klub pada perilaku buruk suporter, baik itu di kandang mereka sendiri,
maupun di kandang lawan. Hukuman yang diatur dalam Pasal 70 ayat 4 diatur denda
kisaran 20-50 juta rupiah.
Selain itu, jika ada flare denda kisaran 20 juta sampai
ratusan juta akan diberikan kepada tim yang gagal melakukan pengawasan kepada suporter.
“Sanksi beratnya adalah penutupan sebagian atau bahkan keseluruhan tribun
stadion dari suporter,” kata Hendratmo.
Sementara Direktur Utama PT Kabau Sirah Semen Padang FC
(KSSP), Hasfi Rafiq, meminta suporter dan penonton dapat memahami kondisi tim.
Ia berharap ketika pertandingan berlangsung mereka memberikan dukungan tanpa
melanggar aturan yang ada.
“Penyampaian regulasi ini kami harapkan juga menambah
pemahaman suporter dan penonton agar dapat sama-sama menjaga tim ini dari
segala bentuk hal yang merugikan,” sebut Hasfi.
Comments
Post a Comment