Perbedaan sikap dalam debat ( kajian dari debat capres )


Apa yang dimaksud Jokowi dengan istilah makro? Makro itu adalah kebijakan Ekonomi makro atau makroekonomi yang meliat ekonomi secara keseluruhan. Contoh katakanlah Prabowo mau menurunkan semua harga jadi murah. Dan menaikan upah. Apakah Bisa ? Tentu bisa. Itu dilakukan oleh Venezuela. Tetapi pada waktu bersamaan produktifitas akan jatuh. Mengapa? Karena orang males produksi akibat imbal hasil rendah. Kalau produksi tidak ada, maka negara akan bergantung kepada impor. Lambat laun tidak ada lagi devisa untuk belanja impor dan terjadi kelangkaan barang dimana mana. Itu sudah ada contoh di Venezuela. Gimana kalau pemerintah berikan subsidi agar memperkuat daya beli? Itu juga bahaya kalau diberikan secara umum kecuali secara selektif. Mengapa ? Subsidi secara umum itu akan berdampak tidak efisiennya ekonomi nasional dan mematikan kreatifitas. Ujungnya akan melemahkan produksi.

Jadi kalau menyelesaikan masalah ekonomi secara mikro itu sama dengan orang pakai sarung. Tutup kepala, kaki nongol. Tutup kaki, kepala nongol. Selalu paradox satu sama lain. Mungkin Nurjanah senang harga murah tapi gimana dengan kang Udin yang produksi tempe kalau harganya murah? Kapan dia bisa kaya? Mungkin ibu Meme senang listrik murah, terus gimana PLN mau ekspansi kalau rugi ? Siapa yang mau kasih utang perusahaan rugi ? Nah. Sementara Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Karena berpikir secara Ekonomi makro menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Kita mau tingkatkan produksi nasional, ya harus bangun dulu infrastruktur agar logistik efisien. Engga bisa dibalik. Produksi dulu baru bangun infrastruktur.

Cara kampanye Jokowi waktu Pilpres 2014 berbeda dengan sekerang tahun 2019. Sebagai petahana dia tidak bisa berbicara bebas seperti penantangnya. Mengapa ? Karena dia sedang melaksanakan program kerja yang diamanahkan negara kepadanya. Program kerja ini bukan hal yang mikro tetapi makro. Karenanya dia harus menyampaikan gagasannya secara makro dan memberikan solusi juga secara makro. Jokowi sadar betul itu. Makanya Jokowi tidak terjebak dengan pancingan dari kubu Prabosan yang bicara mikro. Sehingga Jokowi sangat mudah menangkis serangan dari Prabosan dan dalam waktu bersamaan dia menyerang dalam bentuk pencerahan seperti dia mengingatkan sandi tentang mengurus negara itu soal makro bukan mikro.

Jokowi juga mampu mengimbangi serangan Prabosan soal mikro. Dia bahkan sengaja menyeret Prabosan dengan visi makro nya dibidang ekonomi digital dan membahasnya dari sisi mikro. Disini sandi mengalami kesalahan fatal dengan menyebut big data untuk eKTP. Padahal big data itu bukan berbasis EKTP tetapi digital lewat smart Phone. eKTP itu tekhnologi jadul. Yang benar itu bukan soal kartunya tetapi aplikasinya yang menggunakan tekhnologi 4.0. Jadi walau Jokowi menyebut ada tiga kartu, itu hanya program off line nya. Sementara kelak aplikasi nya menerapkan big data artifisial inteligen. Jadi baik secara makro maupun mikro memang baik Prabowo maupun Sandi tidak paham. Berbeda sekali jokowi -MA sangat mengusai makro dan paham soal mikro.

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan Soal Bahasa Lampung Dan Quran Hadits MI/SD

Kumpulan Soal Bahasa Lampung SD/MI Kelas

(Full Movie Streaming) TOY STORY 4, Petualangan Baru Woody Dan Bertemu Kembali Dengan Bo Peep